Gangguan Kejiwaan: Bipolar

Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim berupa mania dan depresi, karena itu istilah medis sebelumnya disebut dengan manic depressive. Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti.
Setiap orang pada umumnya pernah mengalami suasana hati yang baik (mood high) dan suasana hati yang buruk (mood low). Akan tetapi, seseorang yang menderita gangguan bipolar memiliki ayunan perasaan (mood swings) yang ekstrim dengan pola perasaan yang mudah berubah secara drastis. Suatu ketika, seorang pengidap gangguan bipolar bisa merasa sangat antusias dan bersemangat (mania). Saat suasana hatinya berubah buruk, ia bisa sangat depresi, pesimis, putus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri.
Insiden gangguan bipolar berkisar antara 0,3% - 1,5% yang persentasenya tergolong rendah jika dibandingkan dengan persentase insiden yang dikategorikan skizofrenia. Gangguan bipolar saat ini sudah menjangkiti sekitar 10 hingga 12 persen remaja di luar negeri. Di beberapa kota di Indonesia juga mulai dilaporkan penderita berusia remaja. Risiko kematian terus membayangi penderita gangguan bipolar, dan itu lebih karena mereka mengambil jalan pintas.
Episode pertama bisa timbul mulai dari masa kanak-kanak sampai tua. Kebanyakan kasus terjadi pada dewasa muda berusia 20-30 tahun. Semakin dini seseorang menderita gangguan bipolar, risiko penyakit akan lebih berat, berkepanjangan, bahkan sering kambuh. Sementara anak-anak berpotensi mengalami perkembangan gangguan ini ke dalam bentuk yang lebih parah dan sering bersamaan dengan gangguan hiperaktif defisit atensi. Orang yang berisiko mengalami gangguan bipolar adalah mereka yang mempunyai anggota keluarga mengidap gangguan bipolar.

Macam tanda dan gejala

Tanda dan gejala mania

Gejala-gejala dari tahap mania gangguan bipolar adalah sebagai berikut:
  • Gembira berlebihan.
  • Mudah tersinggung sehingga mudah marah.
  • Merasa dirinya sangat penting.
  • Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain.
  • Penuh ide dan semangat baru.
  • Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya.
  • Mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengarnya.
  • Nafsu seksual meningkat.
  • Menyusun rencana yang tidak masuk akal.
  • Sangat aktif dan bergerak sangat cepat.
  • Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan.
  • Menghambur-hamburkan uang.
  • Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung membahayakan.
  • Merasa sangat mengenal orang lain.
  • Mudah melempar kritik terhadap orang lain.
  • Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari.
  • Sulit tidur.
  • Merasa sangat bersemangat, seakan-akan satu hari tidak cukup 24 jam.

Tanda dan gejala hipomania

Hipomania adalah bentuk kurang parah dari mania. Orang-orang dalam keadaan hipomanik merasa gembira, energik, dan produktif, tetapi mereka mampu meneruskan kehidupan sehari-hari dan tidak pernah kehilangan kontak dengan realitas. Untuk yang lain, mungkin tampak seolah-olah orang dengan hipomania hanyalah dalam suasana hati yang luar biasa baik. Namun, hipomania dapat menghasilkan keputusan yang buruk yang membahayakan hubungan, karier, dan reputasi. Selain itu, hipomania sering meningkat menjadi mania penuh dan terkadang dapat diikuti oleh episode depresi berat.
Tahap hipomania mirip dengan mania, perbedaannya adalah penderita yang berada pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami halusinasi dan delusi. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa risiko yang sama dengan mania. Gejala-gejala dari tahap hipomania pada gangguan bipolar adalah sebagai berikut:
  • Bersemangat dan penuh energi dengan munculnya kreativitas.
  • Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah.
  • Penurunan kebutuhan untuk tidur.

Tanda dan gejala depresi bipolar

Gejala-gejala dari tahap depresi gangguan bipolar adalah sebagai berikut:
  • Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan.
  • Sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas.
  • Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu.
  • Tidak mampu merasakan kegembiraan.
  • Mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga.
  • Sulit konsentrasi.
  • Merasa tak berguna dan putus asa.
  • Merasa bersalah dan berdosa.
  • Rendah diri dan kurang percaya diri.
  • Beranggapan masa depan suram dan pesimistis.
  • Berpikir untuk bunuh diri.
  • Hilang nafsu makan atau makan berlebihan.
  • Penurunan berat badan atau penambahan berat badan.
  • Sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan.
  • Mual sehingga sulit berbicara karena menahan rasa mual, mulut kering, susah buang air besar, dan terkadang diare.
  • Kehilangan gairah seksual.
  • Menghindari komunikasi dengan orang lain.

Tanda dan gejala episode campuran


  • Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya.
  • Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
  • Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
  • Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti tagihan listrik dan telepon.


Faktor penyebab

Genetika

Genetika bawaan adalah faktor umum penyebab gangguan bipolar. Seseorang yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan pengidap gangguan bipolar memiliki risiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15 % hingga 30%. Bila kedua orangtuanya mengidap gangguan bipolar, maka berpeluang mengidap gangguan bipolar sebesar 50% - 75%.


Fisiologis


Salah satu faktor utama penyebab seseorang mengidap gangguan bipolar adalah terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di dalam otak. Sebagai organ yang berfungsi menghantarkan rangsang, otak membutuhkan neurotransmitter (saraf pembawa pesan atau isyarat dari otak ke bagian tubuh lainnya) dalam menjalankan tugasnya. Norepinephrin, dopamine, dan serotonine adalah beberapa jenis neurotransmitter yang penting dalam penghantaran impuls syaraf. Pada penderita gangguan bipolar, cairan-cairan kimia tersebut berada dalam keadaan yang tidak seimbang.


Lingkungan


Gangguan bipolar tidak memiliki penyebab tunggal. Tampaknya orang-orang tertentu secara genetis cenderung untuk mengidap gangguan bipolar, namun tidak semua orang dengan kerentanan mewarisi penyakit berkembang yang menunjukkan bahwa gen bukanlah satu-satunya penyebab. Beberapa studi pencitraan otak menunjukkan perubahan fisik pada otak penderita gangguan bipolar. Dalam penelitian lain disebutkan, gangguan ini juga disebabkan oleh poin ketidakseimbangan neurotransmitter, fungsi tiroid yang abnormal, gangguan ritme sirkadian dan tingkat tinggi hormon stres kortisol. Faktor eksternal lingkungan dan psikologis juga diyakini terlibat dalam pengembangan gangguan bipolar. Faktor-faktor eksternal yang disebut pemicu dapat memulai episode baru mania atau depresi dan membuat gejala yang ada memburuk, namun banyak episode gangguan bipolar terjadi tanpa pemicu yang jelas.


Di sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat mendukung penderita gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan dengan normal. Berikut ini adalah faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya gangguan bipolar:

  • Stres merupakan peristiwa kehidupan yang dapat memicu gangguan bipolar pada seseorang dengan kerentanan genetik. Peristiwa ini cenderung melibatkan perubahan drastis atau tiba-tiba-baik atau buruk seperti akan menikah, akan pergi ke perguruan tinggi, kehilangan orang yang dicintai, atau dipecat dalam pekerjaan.
  • Penyalahgunaan zat tidak menyebabkan gangguan bipolar, itu dapat membawa pada sebuah episode dan memperburuk perjalanan penyakit. Obat-obatan seperti kokain,ekstasi dan amphetamine dapat memicu mania, sedangkan alkohol dan obat penenang dapat memicu depresi.
  • Obat-obat tertentu, terutama obat-obatan antidepresan, bisa memicu mania. Obat lain yang dapat menyebabkan mania termasuk obat flu, penekan nafsu makan, kafein, kortikosteroid dan obat tiroid.
  • Perubahan musiman merupakan episode mania dan depresi sering mengikuti pola musiman. Episode mania lebih sering terjadi selama musim panas, dan episode depresif lebih sering terjadi selama musim dingin, musim gugur, serta musim semi (untuk negara dengan 4 musim).
  • Kurang tidur atau melewatkan beberapa jam istirahat dapat memicu episode mania.

Beberapa jenis gangguan bipolar


  • Gangguan Bipolar I: Setidaknya terjadi satu kejadian kegembiraan berlebihan (manik).
  • Gangguan Bipolar II: Tidak ada kejadian kegembiraan berlebihan, tetapi setidaknya ada satu kejadian Hypomania, dan setidaknya satu kejadian kesedihan berlebihan (major depressive).
  • Cyclothymia: Seperti halnya gangguan bipolar II, tetapi depresinya tidak dapat dikategorikan sebagai kesedihan berlebihan.


Tata laksana perawatan


Kopi, teh atau rokok di kehidupan sehari-hari adalah hal yang biasa, tetapi akan berpengaruh besar pada penderita gangguan bipolar:

  • Kopi dan teh adalah stimulan; yang menyebabkan pengurangan waktu tidur, dan hal ini bisa menimbulkan masalah.
  • Alkohol juga berperan dalam kenyenyakan dan lamanya tidur; hal ini data menambah penyebab depresi. Terlebih pula hal ini menyebabkan kecanduan.
  • Ganja sebagai obat kadang-kadang diberikan; masalahnya hal ini menimbulkan paranoia, walaupun dapat menjadi indikasi dari tahap kegembiraan (manik), tetapi kurang dapat mendeteksi depresi.

Terapi diri sendiri


Berikut ini cara-cara untuk membantu diri sendiri dalam penanganan gangguan bipolar:

  • Dapatkan pengetahuan tentang cara mengatasi gangguan dan hal-hal yang berkaitan dengan gangguan bipolar. Semakin banyak diketahui, semakin baik dalam membantu pemulihan sendiri dari gangguan ini.
  • Jauhkan stres dengan menjaga situasi keseimbangan antara pekerjaan dan hidup sehat, dan mencoba teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, shalat malam (tahajjud) atau pernapasan dalam.
  • Mencari dukungan dengan memiliki seseorang yang untuk diminta bantuan dan dorongan. Cobalah bergabung dengan kelompok pendukung atau berbicara dengan teman yang dipercaya.
  • Buatlah pilihan yang sehat. Pola tidur, makan, dan berolahraga dapat membantu menstabilkan suasana hati. Menjaga jadwal tidur yang teratur sangatlah penting.
  • Pemantauan suasana hati secara mandiri dengan melacak gejala dan tanda-tanda ayunan suasana hati Anda berayun di luar kendali sehingga dapat menghentikan masalah sebelum dimulai.

Upaya Pencegahan Terjadinya Abnormalitas Kejiwaan


1) Hindari konflik batin yang berasal dari diri sendiri maupun lingkungan

2) Upayakan untuk selalu memelihara kebersihan jiwa, hati nurani yaitu dengan kejujuran, tidak iri dengki dan tidak berfikir negatif
3) Upayakan segala tingkah laku sesuai dengan norma dan etika yang ada di masyarakat 
4) Dalam kehidupan berusaha melatih, membiasakan dan menegakkan disiplin dalam segala hal
5) Melatih berfikir positif dan berbuat wajar tanpa menggunakan mekanisme pertahanan diri dan pelarian negatif
6) Berani dan mampu mengatasi setiap kesulitan yang dihadapi dengan kemauan dan usaha konkrit dan rasional


Contoh Kasus Bipolar Disorder


Sebagai seorang remaja, Nic Newling menderita penyakit mental yang melumpuhkan, bahkan psikiater Profesor Gordon Parker menyebutnya sebagai penyakit yang sudah parah.

Kini, Nic, yang berusia 28 tahun, menjalani kehidupannya dengan penuh warna: ia punya pacar, pekerjaan dan menganggap dirinya "lebih stabil ketimbang kebanyakan teman-temannya yang tak memiliki gangguan bipolar". Bagaimana cara Nic bisa bangkit dari gangguan bipolar?

Nic Newling adalah salah satu penderita gangguan bipolar yang beruntung. Prof Gordon, pendiri Institut Black Dog, mendiagnosa Nic dengan gangguan bipolar, empat tahun setelah ia menderita penyakit ini.

Diagnosa itu dan rencana perawatan yang disusun membuat Nic menjalani pemulihan.

Ironisnya, warga Australia dengan gangguan bipolar rata-rata menunggu hingga 10 tahun atau lebih sebelum mendapatkan diagnosa, jika memang mereka memeriksakan diri. Inilah yang khususnya terjadi pada kasus bipolar Tingkat II, yang menurut Prof Gordon masih kurang dipahami ketimbang bipolar Tingkat I.

"Banyak praktisi kesehatan memiliki sedikit pengalaman dengan bipolar Tingkat II dan karena itu enggan untuk mendiagnosanya dan ini menyebabkan penanganan yang tidak memuaskan," jelas Prof. Gordon.

Bipolar Tingkat I dan II ditandai dengan pasang surut suasana hati, tapi pada kasus bipolar Tingkat I situasinya lebih ekstrim, dengan penderita mengalami psikosis dan sering berakhir di rumah sakit.

Bipolar Tingkat II, dimana tak ditemukan psikosis, lebih umum dijumpai, tetapi penderita sering tak terdiagnosis.u

Penyakit Nic Newling datang pada saat ia berusia 13 tahun.

"Ini dimulai dengan perasaan sedih dan merasa cemas dan kemudian semacam pindah ke situasi di mana saya tak menggenggam realita dengan benar," tutur Nic.

Kondisi ini semakin buruk dan Nic memiliki pikiran untuk berbuat kekerasan, dan mengatakan kepada ibunya, Jayne Newling, "Saya ingin membunuh orang-orang."

"Saya seperti hidup dalam mimpi buruk. Saya tak bisa mengontrol pikiran sendiri, takut akan pikiran saya sendiri," cerita Nic. Kakak Nic, yakni Ben Newling, mengenang: "Ada hari-hari dimana Nic benar-benar tak meninggalkan kamarnya ... dan itu berhari-hari."

Selama empat tahun berikutnya, dokter mendiagnosa Nic dengan depresi, gangguan obsesif kompulsif dan skizofrenia.

Ia memiliki pikiran untuk bunuh diri, menghabiskan waktu di bangsal psikiatris, mengambil berbagai obat-obatan dan bahkan menjalani terapi elektrokonvulsif, sebuah pengobatan yang dilakukan untuk kasus yang paling ekstrim.

Meski demikian, baik terapi atau pil yang diresepkan kepada Nic tak bekerja dengan baik, dan sifat melemahkan dari penyakit ini memaksanya untuk putus sekolah.

Melihat pengalamannya itu, Nic merasa beberapa dokter tak menanyainya pertanyaan yang tepat.

"Dengan dokter spesialis, ada sedikit bias konfirmasi bahwa hal itu bisa terjadi ... ia mengajukan beberapa pertanyaan tertentu dan saya hanya bilang, 'Ya, itu terdengar seperti sesuatu yang saya alami', jadi saya agak berpikir bahwa saya menderita sesuatu yang tidak saya alami," terangnya.

Prof Gordon, yang bertemu Nic ketika ia berusia 15 tahun, sepakat.

"Hal yang mengganggu bahwa siapapun yang mengalami gejala ini bisa mendapatkan diagnosa A ketika menemui satu dokter, dan mendapatkan diagnosa B ketika bertemu dokter lainnya," ujar sang Profesor.

Sebagian dari masalahnya adalah bahwa gejala bipolar terjadi pada sejumlah penyakit mental lainnya.

Profesor Gordon mendiagnosa Nic dengan bipolar tingkat II ketika ia berusia 16 tahun.

Saat itu, ia selalu berupaya bunuh diri dan berada di bawah pengamatan rumah sakit jiwa ketika Profesor Gordon mengunjungi dan menyaksikannya memiliki kegilaan yang tinggi. Hal itu mengkonfirmasi kecurigaannya akan gejala bipolar yang diderita Nic.

Bagi ayah Nic, yakni Phil Newling, diagnose Prof Gordon itu adalah ‘momen yang melegakan’.

"Kami sangat gembira. Kami sangat lega bahwa akhirnya seseorang mengatakan kepada kami apa yang salah dengan anak kami," tutur Jayne Newling.

Nic kemudian mengikuti program pengobatan holistik yang meliputi obat-obatan, pendidikan dan rencana kesejahteraan.

Profesor Gordon mengatakan, memahami penyakit ini dan perubahan suasana hati sangatlah penting, seperti gaya hidup sehat yang tak melibatkan obat-obatan, konsumsi alkohol yang moderat, banyak tidur dan bahkan konsumsi minyak ikan.

Selama beberapa tahun berikutnya, kondisi Nic membaik, perlahan tapi pasti.

"Merasa lebih baik setelah jangka waktu yang lama ... di situlah saya menyadari bahwa saya punya masa depan dan saya ingin memiliki masa depan," katanya.

Prof Gordon mengatakan, kasus Nic sungguh tak lazim dalam tingkat keparahan, gejala awal dan diagnosa dini, tapi ia yakin kisah Nic bisa memberi harapan bagi para penderita lainnya.

Teori tentang bipolar
Gangguan bipolar biasanya dikenal sebagai manik depresi, yang ditandai dengan perubahan mood yang sangat ekstrim, yaitu berupa depresi dan mania. Depresi merupakan suatu keaadaan dimanaindividu merasa putus asa dan takut, meragukan dirinya dan orang-orang disekitarnya, dan berharap untuk mati. Kemudian pada keadaan mania, individu mengalami kebahagiaan yang berlebihan, memiliki energi yang luar biasa, harga diri meningkat, dirinya dipenuhi oleh ide-ide dan kepercayaan diri.
Pada gangguan bipolar, individu mengalami beberapa episode depresi dan pada waktu-waktu tertentu secara tiba-tiba mengalami episode manik (keadaan mania) tanpa sebab ekternal. Bipolar disorder terbagi ke dalam beberapa tipe:

·Tipe I melibatkan keadaan-keadaan manik (mania), dengan atau tanpa keadaan-keadaan depresi.

·Tipe II melibatkan depresi yang diselingi oleh hypomania. Hypomania adalah bentuk ringan dari keadaan mania dengan level intensitas lebih rendah.

·Tipe III dari bipolar disorder, termasuk dalam cyclothymia, yaitu golongan yang lebih ringan dari bipolar dengan mood berubah secara cepat selama pengalaman hypomania yang ditandai simptom depresi.

sumber:
http://hemanurul.blogspot.co.id/2015/05/tugas-kesehatan-mental-kasus-bipolar.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_bipolar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisa Rumah Adat Sumatera Utara

Analisa Sederhana Hasil Arsitektur Klasik dan Modern

Analisa Tipologi Perpustakaan - Bodleian Library, University of Oxford