Prinsip Hidup
Prinsip Hidup Negara Indonesia dan Prinsip Hidup Negara Jepang
1. Prinsip Hidup Negara Indonesia
2. Prinsip Hidup Negara Jepang
https://anieristyan.wordpress.com/2012/11/14/karakter-dan-prinsip-orang-jepang/
1. Prinsip Hidup Negara Indonesia
Perbedaan budaya dan etnis penduduk Indonesia sangat besar. Hal ini terjadi antara lain karena banyaknya suku bangsa yang mendiami kepulauan di Indonesia. Kelompok-kelompok penduduk yang saling berbeda ini memiliki keistimewaan masing-masing yang sekaligus menjadi ciri-ciri khas regional daerah tersebut.
Masing-masing suku juga memiliki kebanggaan, kelemahan, juga nilai-nilai dan norma-norma. Semua ini dapat terlihat dalam kebiasaan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-harinya. Tentunya di antara perbedaan itu juga ada kesamaan, karena pada dasarnya mereka berasal dari satu bangsa. Bangsa Indonesia.
1. Terima nasib
Satu dasar pemikiran yang mempercayai bahwa bersamaan dengan kelahiran, factor nasib seseorang sudah ditentukan. Biasanya factor nasib dalam kehidupan akan muncul di permukaan bila sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi pada seseorang. Dalam hal ini sikap yang akan diambil oleh yang bersangkutan adalah:” Ya, sudahlah. Terima saja nasibmu. Itu sudah takdir dalam kehidupanmu”.
2. Hierarki
Seseorang yang dapat menerima adanya factor nasib akan mudah menerima adanya faktor hierarki dalam kehidupannya. Suatu ketidak samaan adalah hal yang biasa. Suatu pekerjaan yang fungsinya “mengerjakan”sesuatu untuk orang lain dalam hal ini bukanlah dianggap sebagai hal yang merendahkan diri. Jadi pekerjaan semacam supir, koki, baby sitter, bukanlah pekerjaan yang hina.
Pekerjaan yang harus disyukuri karena mungkin memang sudah menjadi bagian dari hidupnya. Sudah menjadi nasibnya. Untuk dapat menimbulkan rasa bersyukur atas apa yang dimilikinya, biasanya sejak kecil telah diajari untuk tidak selalu melihat “ke atas”, tetapi sering-sering melihat “ke bawah”.
3. Rasa Hormat dan menghormati
Seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah Negara yang penduduknya sangat menghargai norma-norma dan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-harinya. Di Indonesia kehormatan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-harinya. Bila kehormatan seseorang dilanggar maka dia akan menjadi malu. Dan karena rasa malu ini bisa menyebabkan dia menjadi mata gelap.
Salah satu contoh yang jelas adalah, betapa tersinggung dan malunya seorang warga Bugis yang dalam tidurnya kentut kecil tetapi entah karena bunyinya yang terdengar aneh atau karena hal yang lain, yang hadir dan mendengarnya semuanya tertawa… Akibatnya dia mengambil parangnya dan dengan membabi buta menusuk dan melukai beberapa yang hadir.
4. Halus
Satu kebiasaan sikap yang pada awalnya termasuk dalam tata tertib kehidupan “istana” dan kalangan atas. Kebiasaan ini dilakukan terutama untuk menghormati “rajanya”. Suatu sikap yang halus sebetulnya juga berhubungan erat dengan olah batiniah dan latar belakang social ekonomi serta pendidikan seseorang.
Dengan melalui olah batin ini, akan mudah dicapai suatu sikap hidup yang lembut misalnya: Lembut berbicara, tidak terlalu mengumbar kata, menghindari rasa cepat marah, sopan santun pada sesamanya dan tidak kasar dalam berkata dan bertindak. Belajar mengendalikan diri dan hidup dengan dasar “relativering” sangat mendukung prinsip dan sikap hidup yang halus.
Keadaan lingkungan sosial ekonomi seseorang sangat mempengaruhi kebiasaan kehidupannya. Juga pendidikan memberikan sumbangan dalam cara berpikir dan berperilaku pada seseorang.
Seseorang yang tidak terlalu banyak bicara di Indonesia, bukanlah hal yang aneh. Justru dengan sikapnya itu kita bisa melihat sifat bijaksana yang dimilikinya. Misalnya, seseorang tidak perlu menggunakan kata-kata kasar, atau mencaci buta dan membentak-bentak orang lain untuk menyatakan ketidak setujuannya.
Gunakan cara yang halus dan sesubtiel mungkin’, karena dengan cara ini, saya yakin akan lebih bisa mencapai sasarannya. Daaaannn, tidak akan terjadi perang… Tentu semua ada kekecualiannya..
5. Anti-individualisme
Sebetulnya setiap orang Indonesia merasa dirinya menjadi anggota dari suatu kelompok tertentu. Sangat mustahil kalau seseorang tidak membutuhkan kehadiran orang lain. Apapun alasannya. Bisa kita bayangkan, bagaimana bisa berdiskusi kalau seseorang mengatakan saya tidak perlu kehadiran orang lain. Nanti khan dia akan meracu sendiri. Dan bisa-bisa jadi penghuni Rumah Edan di Heillo.
Kelompok yang terpenting dalam hal ini adalah: Keluarga. Siapa yang kehilangan rasa hormatnya entah karena kesalahan sendiri atau karena kesalahan orang lain, akan mempermalukan seluruh anggota keluarga yang bersangkutan. Misalnya, kasus perceraian. Keluarga menjadi marah besar karena khawatir bahwa perceraian itu akan menghancurkan nama baik keluarga, atau karena perceraian itu akan merusak status keluarga dalam kehidupan kemasyarakatannya…
2. Prinsip Hidup Negara Jepang
Bangsa Jepang mempunyai dasar karakter yang kuat. Karakter ini tidak diajarkan di sekolah. Pelajaran agama juga tidak diajarkan di Sekolah-sekolah Jepang, tetapi dibentuk sejak mereka kecil. Prinsip moral ini berasal dari kebudayaan Samurai yang terdiri dari 4 karakter yakni yang disebut ON, GIMU, GIRI dan NINJO. Masyarakat Jepang mendapatkannya dari orang tua mau pun masyarakat sekitarnya.
Karakter pertama ON berarti hutang budi. Dengan prinsip ini seseorang akan merasa berhutang jika ada orang berbuat baik terhadap dirinya.”Jika seorang berbuat baik kita harus membalas kebaikan tersebut” itulah prinsip mereka.
Yang kedua adalah GIMU berarti kewajiban. Jika seorang berhutang budi ia berkewajiban untuk membayarnya kembali.
Yang ketiga adalah GIRI yang artinya kebaikan. Dengan prinsip ini, seseorang akan membantu teman dekatnya bila dia butuh pertolongan, dan berusaha membantunya dengan cara apa pun.
Yang terakhir adalah NINJO yang artinya adalah rasa kasih sayang. Prinsip ini mengajarkan rasa empati terhadap sesama manusia.Keempat unsur ini adalah semacam kewajiban sosial yang harus dimiliki rakyat Jepang.
Yang kedua adalah GIMU berarti kewajiban. Jika seorang berhutang budi ia berkewajiban untuk membayarnya kembali.
Yang ketiga adalah GIRI yang artinya kebaikan. Dengan prinsip ini, seseorang akan membantu teman dekatnya bila dia butuh pertolongan, dan berusaha membantunya dengan cara apa pun.
Yang terakhir adalah NINJO yang artinya adalah rasa kasih sayang. Prinsip ini mengajarkan rasa empati terhadap sesama manusia.Keempat unsur ini adalah semacam kewajiban sosial yang harus dimiliki rakyat Jepang.
Kejujuran adalah salah satu prinsip mereka.Misalnya pada tanggal 29 September 2011 seorang menemukan amplop berisi uang 10 juta yen atau sekitar 1.1.M di toilet umum, Ia langsung mengembalikannya kepada polisi, tidak dikantonginya. Ternyata pemiliknya memang sengaja menaruh uang di toilet dengan tujuan untuk disumbangkan bagi korban gempa bumi Maret 2011 yang lalu. Berbicara keikhlasan, mungkin ini model baru, di Jepang dimana si penyumbang tidak menyebutkan namanya dan hanya berpesan di secarik kertas “Saya tinggal sendirian dan tidak butuh uang ini. Mohon uang ini diberikan kepada korban bencana tsunami”. Berita ini disiarkan oleh BBC. Akhirnya uangnya berlabuh di kantor polisi Tokyo dan polisi memberikannya ke Palamg Merah jika dalam waktu tiga bulan tidak ada yang mengklaim uang tersebut.
Sumber:
http://baltyra.com/2011/03/09/prinsip-prinsip-kehidupan-masyarakat-indonesia/https://anieristyan.wordpress.com/2012/11/14/karakter-dan-prinsip-orang-jepang/
Komentar
Posting Komentar