Peristiwa Kemiskinan di Indonesia

Kemiskinan menjadi potret buram di Indonesia. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia bulan September 2012 mencapai 29,13 juta orang.
Kemiskinan diperparah dengan maraknya korupsi di kalangan pejabat negara. Uang yang harusnya mampu menjamin kehidupan warga miskin ditilep pejabat yang haus harta untuk memperkaya diri. Gilanya, uang tersebut juga dipakai untuk bermain dengan perempuan dan menikah lagi.
Warga yang terhimpit masalah ekonomi mencari cara untuk tetap hidup, namun banyak yang tak mampu bertahan.

Berikut ini segelintir kisah tragis kemiskinan yang ada di Indonesia.


1. Ibu bunuh anak gara-gara tak punya uang


Tekanan ekonomi membuat Herawati (42) mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya. Tak cuma itu, putra bungsunya Andika (4), dari empat bersaudara turut menjadi korban.
Herawati Warga Kampung Cigebar, Desa Bojongasih, Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, ditemukan tewas di sebuah anak sungai Citarum, Desa Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Jumat (2/3) siang. Tak jauh dari Herwati, ditemukan juga anak bungsunya oleh warga sekitar.
Kapolsek Bojongsoang, AKP Sutarman, mengatakan Herawati mengambil keputusan untuk mengakhiri hidup karena himpitan ekonomi. Dugaan selama ini kata dia, Herwati menenggelamkan anaknya, dan disusul tindakan nekat Herawati dengan memutuskan urat nadi tangan kirinya hingga tewas.

"Saat ini kami masih melakukan penyelidikan, seperti mencari alat-alat yang digunakan untuk mengakhiri hidup Herawati," terang Sutarman, saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (3/3).

Menurutnya dugaan bunuh diri sangatlah kuat, ketika di bawah bantal kamarnya terdapat surat wasiat, dimana isinya bahwa himpitan ekonomi dan utang yang melilit menjadi salah satu alasan. Dia pun meminta maaf kepada tiga putri lainnya Fitri, Ita, dan Anti karena telah meninggalkannya. Sutarman menambahkan dugaan Herawati membawa Andika menjadi korban karena Andika yang suka merengek minta jajan. "Makannya dia membawa anak bungsunya," tambahnya.

2. Tukang becak mati kelelahan


Seorang kakek tua, Uum (70) mengembuskan napas terakhir usai mengayuh becak tuanya, di Jalan Soekarno Hatta atau tepatnya di dekat klinik khitan Paramedika, Bandung. Uum tak sadarkan diri tak jauh dari becak yang selalu menemani kesehariannya mencari nafkah.
Peristiwa itu terjadi, Selasa (25/6) pukul 09.00 WIB. Uum saat itu memang tampak lelah untuk kemudian menghentikan laju roda tiganya dan menepi di salah satu warung. Di situ kakek yang beralamatkan di Kampung Tengah RT 02 RW 09, Kelurahan Warung Muncang, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung memang tampak ngos-ngosan.

"Uum duduk lalu minta air minum dan sempat diam diri," kata Kapolsek Babakan Ciparay, Kompol Harli Hardiaman, kepada merdeka.com, Selasa (25/6).
Namun tak lama kemudian korban ambruk tak sadarkan diri. Pemilik warung kemudian mendekati korban. Uum pun tewas seketika. Menurut keterangan saksi kata Harli, bahwa Uum semalam penuh memang mengayuh becak tuanya. "Karena kelelahan, dan kayaknya memang angin duduk juga Uum kemudian meninggal," terangnya.

3. Orang tua miskin, gizi bayi buruk


Sebanyak empat orang bayi yang mengalami gizi buruk kini tengah terbaring di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Bayi dengan gizi buruk ini didominasi laki-laki dan sebagian besar menderita gizi buruk sejak lahir.
Keempat bayi tersebut adalah Alysa Noer Shalfah (4 bulan), warga Rawa Buaya, Cengkareng, dan Fatur Rohman (1), warga Kalideres, Jakarta Barat yang dirawat di kamar 502. Sementara itu, dua bayi lainnya, Doni (8 bulan), warga Kalideres dan Yoga Saputra (7 bulan), warga Cengkareng, Jakarta Barat dirawat di kamar 522.

Salah satu orang tua bayi tersebut, Prihati (48), ibunda yaitu Yoga Saputra mengaku anak keduanya tersebut setiap makan selalu muntah. Keadaan Yoga semakin parah lantaran anak keduanya tersebut diberi makanan yang tidak bergizi oleh orang tuanya.

"Yoga saya kasih makan seadanya, apalagi sekarang suami saya terkena stroke," ujar Prihatini di RSUD Cengkareng, Jakarta, Kamis (21/2).
Prihatini menambahkan, Yoga yang lahir dengan berat badan 2,2 kg juga mengalami susah makan, buang air yang intens dan batuk yang tidak kunjung berhenti. "Awalnya anak saya, saya bawa ke Puskesmas Kelurahan Kapuk. Di puskesmas, anak saya dirujuk ke RSUD Cengkareng karena anak saya menderita gizi buruk. Di sini saya tidak dipungut biaya sepeser pun." jelasnya.

Sementara itu, Kepala Instalasi Rawat Inap RSUD Cengkareng, Budiman, mengatakan keempat bayi yang mengidap gizi buruk tersebut disebabkan kurang mendapatkan asupan makanan bergizi karena kondisi ekonomi orang tuanya. "Para balita yang mengidap penyakit gizi buruk ini karena mereka tidak mendapatkan asupan makanan gizi yang cukup karena faktor ekonomi keluarga," ujar Budiman.

*sumber:
http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-tragis-kemiskinan-di-indonesia.html

Bisa dilihat dan diambil kesimpulan bahwa permasalahan kemiskinan di Indonesia begitu banyak. Yang kaya menghambur-hamburkan uang begitu saja untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, untuk berzina, sementara yang miskin berjuang sekuat tenaga untuk bisa tetap hidup. Bahkan mungkin, untuk makan saja susah.
Begitu prihatin dengan fenomena seperti ini,
Yang kaya mendapatkan uang dengan cara tidak halal dan mereka bangga akan itu. Tidak ada kerjaan lain selain hanya memamerkan harta. Bersaing untuk mendapat lebih dari yang lain. Tidak pernah kah terlintas dalam pikiran mereka untuk membantu keadaan ekonomi orang-orang yang berada dibawahnya? Toh, kalaupun mereka membantu, tidak kah mereka malu karena uang itu tidak didapat dengan cara halal melainkan dengan korupsi, hasil suap, dsb...
Sementara yang miskin, setidaknya mereka menjaga diri mereka dari meminta minta... menjaga diri dari mencari uang yang tidak halal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisa Rumah Adat Sumatera Utara

Analisa Tipologi Perpustakaan - Bodleian Library, University of Oxford

Analisa Sederhana Hasil Arsitektur Klasik dan Modern